Membuka lagi buku seri membaca bergambar kelas satu SD dan jarum jam diputar berlawanan arah, bersamaan dengan memori yang diputar kembali pada 9000 hari yang lalu alias 25 tahun yang lalu, Terbayang menjadi sosok anak manis duduk di bangku kayu dengan memakai seragam merah putih yang udah agak kusam dan belel warisan turun temurun satu generasi sebelumnya.
“Anak-anak, sebutkan ini ayoooo…!”
“Kapaaal…….” Teriak murid kenceng sekali ikut gerakan bibir bu guru.
Tapi masih ada yang belum kompak tuh, ada yang bilang "perahu....!!!"
Heheheh…..Namun terus terang, ketika itu si Mamang, si Budin, si bujang dan beberapa teman yang lainnya tidak tahu persis apa sebenarnya yang di teriakin barusan? Orang Cuma ikut-ikutan… heheh…
Wong namanya tinggal di ujung gunung, tak ada listrik, tak ada TV apalagi internet seperti jaman sekarang ini. Informasi sangat terbatas, Mana tau bentuk kapal yang sebenarnya????
Keterbatasan informasi ini kadang-kadang selalu merepotkan siswa ketika naik sekolah yang lebih tinggi, sebab materi yang diajarkan tidak sebanding dengan keadaan saat itu sehingga kadang kadang daya imajinasi menjadi eror, kalau kata mas Tukul mah “Nge Bleng” kalau dengan tulisan yang bener "Blank Mind" alias gak bisa membayangkan dengan sesuatu yang sebenarnya.
Menjadi seorang anak gunung yang selalu mempunyai kenalan baru di ladang gembala, yaitu beberapa ekor sapi ataupun domba setiap hari memang susah untuk membayangkan bagaimana bentuknya kapal. Kalau urusan kerbau, domba dan kambing mah tentu jangan ditanya.
Ketika bu guru menceritakan bahwa alangkah besarnya sebuah kapal membuat kami terkagum-kagum yang katanya besarnya bisa sebesar sekolah ini dari ujung ke ujung sehingga sudah tentu kata “woooww” akan mengiringi setiap cerita bu guru.
Padahal kenyataannya sekarang yang saya lihat bahkan sama panjangnya dengan kampung saya dari ujung ke ujung untuk kapal VLCC. Dimana panjang kapal mau mendekati 400Meter alias setengah kilometer.
Mungkin juga, sebenarnya pada waktu itu bu guru udah ada yang tahu bahwa panjang kapal bisa sepanjang kampung kami, namun takut anak-anaknya bilang wow terlalu kuat kale ye...? Hehehe.
Membayangkan lebih jauh besarnya sebuah kapal adalah ketika pak ustadz bercerita tentang besarnya kapal yang dibuat nabi Nuh yang kononnya bisa memuat seluruh orang-orang pengikutnya yang ber Iman beserta hewan ternak yang diselamatkan, wah alangkah hebatnya. Pak ustadz memang pandai memukau pemiarsa yang kadang-kadang membuat mulut si Mamang ketika dulu melongo, sesekali keluar cairan bening yang sedikit demi sedikit jatuh ke pangkuan ibu pertiwi secara slow motion.
Berbicara tentang kapal, sedikitpun tidak membayangkan bahwa akhirnya si Mamang ini Terdampar menjadi seorang pekerja galangan yang tentu letaknya di pantai.
Padahal ketika 15 tahun yang lalu si Mamang sangat-sangat kegirangan ketika diajak ua (bude: red) melihat laut sebenarnya di pantai Cirebon. Ternyata lautannya membentang luas tak berbatas, sambil terpukau “subhanalloh, bagi Alloh yang telah menciptakan laut ini”
Itulah petualangan si Mamang pertama kali dalam dunia laut. Tentu saja pengalaman ini menjadi cerita menarik buat temen-temen si Mamang yang berada nun jauh diatas gunung sana. Padahal kapalnya belum lihat loh...! baru lihat lautnya saja heheh....itupun tidak membiru karena kotornya pantai Cirebon.
Bercerita tentang kapal. Bagi orang Bugis adalah hal yang lumrah dan biasa sebab nenek moyangnya yang seorang pelaut dan kampungnya yang rata-rata di pinggir laut. Sehingga menjadi lagu kebangsaan anak-anak pramuka ketika mengikuti latihan setiap Jumat sore.
nenek moyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa
angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b'rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai ...
belalai gajah panjang
bulu kucingku belang
Tuhan maha penyayang
anak-anak disayang
Begitulah kira-kira liriknya, biasanya dinyanyikan sambil berlari secara bersama-sama dan langkah kaki yang sangat kompak.
Menurut cerita, kononya orang-orang Bugis telah mengarungi lautan dengan kapalnya sampai benua Afrika pada ratusan tahun yang lalu. Maka orang-orang bugis inilah yang membawa harum anak bangsa sebagai pelaut ulung Indonesia yang sangat terkenal seantereo jagat.
Sehingga tak heran jika Keturunan Bugis ada dimana-mana, bahkan kononnya Sultan Johor di Malaysia dan Perdana Mentri Dato' Sri Mohd. Najib bin Tun Haji Abdul Razak pun merupakan keturunan Daeng Bugis dari Makassar.
Baik, kita kembali ke pokok persoalan.
Kapal.
Menurut definisi si Mamang bahwa kapal adalah sesuatu benda yang bisa bergerak/digerakan dalam media air yang berfungsi sebagai alat penghubung/transportasi dari suatu pulau dengan pulau lain atau dari suatu tempat ke tempat lain yang dipisahkan oleh air. Pada perkembangannya kapal tidak hanya mengapung separoh badan, tetapi bisa dioperasikan didalam air seperti kapal selam. Bahkan bisa juga mengapung diatas air seperti Jettfoil bahkan bisa melayang dan tidak menyentuh air seperti hovercraft. Penjelasan yang memusingkan!
Baik, dengar adik-adik…kita lanjutkan ceritanya.
Menurut sejarah sebelum kapal bermetamorfosis seperti sekarang ini ternyata orang-orang pada zaman pra sejarah (neolithic Period) yaitu sekitar 10,000 tahun yang lalu, mereka telah menggunakan transportasi air, yaitu rakit. Dengan susunan kayu-kayu gelondongan yang disusun berhimpitan melebar ternyata bisa menahan beban dan mengangkut mereka dalam mengarungi air.
"Anak-anak ini adalah Ra ...??"
"rakit......,"
Oke, kita Lanjutkan..!
Menurut Undang-undang Internasional Mengenai Kaedah menghindari Perlanggaran di Laut atau dalam bahasa undang-undang disebut International Regulation for Preventing Collision at Sea....kapal adalah apa saja kenderaan air yg digunakan atau berkemampuan untuk digunakan sebagai pengangkutan di air...nah…kurang lebih dengan penjelasan si Mamang di atas kan?
Seiring dengan bergantinya zaman, ternyata orang2 mesir kuno telah mengenal dan menggunakan kapal sejak 3000 tahun sebelum masehi. Mereka sudah mengenal bagaimana menyusun papan-papan sehingga menjadi sebuah kapal. Mereka mengikatkan papan-papan dengan tali yang disusun sedemikian rupa mengikuti konstruksi dan menutup celah-celah pada susunan papan dengan rumput dan getah untuk menghindari kebojoran pada papan antara, sehingga terbentuklah kapal. Ck...ck..ck..
Dalam waktu yang sama, di Asia Timur pada zaman Dinasti Zhou sudah membangun kapal dengan teknologi rudder pada kapal bagian buritan. Dan pada dinasti Han, sudah membangun kapal untuk kegunaan militer dan digunakan sebagai Armada-armada tempur. Mungkin inilah cikal bakal kehancuran dunia, ternyata fungsi kapal disalah gunakan heee…
Teknologi perkapalan mulai meningkat pada periode pertengahan, dimana kabin-kabin kedap air dibangun. Pada abad ke 15 di zaman Dinasti Ming, sebuah kapal terbesar yang merupakan armada kapal yang sangat tangguh pertama di Dunia dibangun yang nantinya befungsi untuk kegunaan diplomatik yang dipimpin oleh panglima Zheng He. Dalam masa itu pula di Korea telah dibangun sebuah kapal perang dengan bahan besi pertama di dunia.
Dah ah, kebanyakan sejarah entar tambah mumet....
Gini aja, kita akan langsung aja bercerita dalam masa sekarang. Dimana Kapal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sesuai dengan kegunaan, bentuk dan jenis bahan bakar dan penggerak yang digunakan. Bleh...tambah mumet maning....
Oke, begini…
Tahu ini apa???
“Gambar kapal” yap tull…..ini bukan kapal tapi gambar kapal…..
Lebih tepatnya gambar tersebut adalah sebuah gambar sebuah kapal pinisi…
Ini adalah reflika kapal pinishi Santa Maria yang dipakai oleh Columbus untuk menjelajahi samudera Atlantik sehinggalah menemukan benua Amerika yang sekarang anak cucunya menjadi penghancur dinasti Saddam Hussein di Irak dengan alasan Nuklir yang tak kunjung ketemu keberadaannya sampai sekarang. Kapal ini digerakan oleh layar sebagai penggerak utama. Jadi sekarang dah tahu bentuknya kapal Kan???
Jenis-jenis kapal.
Menurut Mamang, Kapal dibagi menjadi beberapa jenis. Namun secara umum kapal bisa dibedakan menurut kegunaannya dan bentuknya, dimana setiap kapal akan berbeda bentuk dari satu kapal dengan kapal yang lain sesuai dengan kegunaannya. Bolak balik dekok ya?
Jenis-jenis kapal menurut kegunaannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu: kapal perang (War Ship) dan kapal niaga (Commercial Ship).
Dimana kapal perang dibedakan menjadi bermacam-macam jenis sesuai dengan fungsinya ada sebagai kapal logistik, kapal patroli, kapal tempur, kapal perusak (destroyer), jenis korvet, kapal penjelajah bahkan kapal induk dan lain sebagainya.
Sedangkan kapal niaga dapat dibedakan menjadi bermacam-macam juga, seperti kapal tanker, kapal barang, kapal keruk, kapal pandu, penumpang dan kapal pesiar dimana dari masing-masing jenis tersebut bisa dibedakan lagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan jenis barang yang diangkut.
Contohnya kapal tanker bisa dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan jenis muatan yang dibawa, seperti Crude Oil Tanker, Oil tanker, Heavy Fuel oil tanker dan Kapal pengangkut gas atau dengan kata lain menurut bahasa penjajah adalah Gas Carrier. sedangkan Gas Carrier itu sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan jenis Gas yang di bawa, ada LNG Carrier, LPG Carrier, CNG Carrier maupun Chemical Tanker. Lebih jauh pula LNG carrier dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan sistem Tengki muatan pembawa (Cargo Tank System) yang di rancang.
Begitupun halnya dengan kapal barang (Cargo Ship) ada pembeda dari jenis masing-masing kapal itu sendiri dan mempunyai turunan jenis dari masing-masing kapal itu sendiri seiring dengan perkembangan teknologi perkapalan.
Wuelehhhhh Mummeeetttt.....
Ok, sampai sini stop dulu...berhenti sejenak...ambil nafas dalam-dalam.....tahan sampai besok. Heheheh...
Kayaknya penjelasannya menjadi "ngacaprak" begini.....tau ngerti tak?
Ok, kalo gak ngerti kita berhenti dulu pelajaran kita kali ini ya anak-anak! si Kapret mo bobo dulu...
(tunggu sambungan selanjutnya, dijamin tambah seru sebab bisa sambil lihat gambarnya.....)